Banyak hal yang harus diketahui oleh seorang wanita untuk mendaptkan surga Allah SWT sebagaimana yang dilakukan oleh wanita muslimah terdahulu, seperti Fatimah, Khadijah dan lain sebagainya. Untuk itu, kita harus meneladani perbutan baik mereka. Suatu ketika, seorang wanita mendatangi Rasulullah. Ia menjelaskan bahwa ia menderita sakit ayan dan auratnya tersingkap ketika penyakit itu kambuh. Ia memohon agar Rasulullah mendoakan kesembuhannya pada Allah. Kemudian, Rasul memberikan dua pilihan, jika ia bersabar maka Allah akan memberikannya surga tapi jika ia ingin Rasulullah mendoakannya maka ia akan sembuh.
Wanita itu lebih memilih untuk bersabar. Kemudian, ia hanya memohon pada Rasul untuk mendoakannya agar aurat si wanita tidak terlihat saat sakitnya kambuh. Rasul pun mendoakannya.
Suatu saat, Ibnu Abbas mengatakan pada muridnya mengenai wanita penghuni surga, yakni wanita hitam. Mungkin, wanita itu tidak memiliki paras yang cantik ataupun elok tapi ia memiliki kedudukan yang mulia sebagai seorang wanita. Lantas apa yang mengantarkannya hingga mencapai surga Allah? Inilah keutamaan akhlak perempuan.
Bagi masyarakat, mungkin ia tidak ada harganya tapi siapa sangka jika menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya ia memiliki kedudukan yang mulia. Hal ini membuktikan bahwa kecantikan fisik tidak dapat dijadikan tolak ukur kemuliaan seseorang. Namun, jika kecantikan itu dimanfaatkan menurut syari’at dimana hanya diperlihatkan pada suaminya yang sudah halal maka ia bisa mendapatkan kedudukan yang mulia.
Banyak wanita yang memiliki kecantikan secara fisik, tapi sungguh langka menemukan wanita dengan kecantikan imannya. Dengan keimanan, keindahan akhlaq dan ketaqwaan yang dimilikinya, fisik hitam nan buruk rupa ini bisa menjelma menjadi bidadari begitu cantik di surga.
Sakit ayan yang dimilikinya lantas tidak membuatnya hilang akal melakukan berbagai hal untuk bisa sembuh. Bahkan ia bisa bersabar dengan penyakitnya ini. Seperti yang kita tahu bahwa penyakit ayan bukanlah penyakit ringan, terutama jika diderita oleh seorang wanita. Rasa malu yang besar sering muncul saat sakit itu kambuh di tengan masyarakat dan banyak orang yang melihatnya. Bahkan, banyak orang yang menganggap bahwa penyakit ayan adalah penyakit yang menjijikkan.
Mendapatkan takdir yang demikian tidak membuatnya benci kepada Allah. Ia tidak pernah mengeluh atas penderitaannya itu atau bahkan malu karena anggapan orang lain. Ia justru mengeluhkan auratnya yang terbuka ketika penyakitnya kambuh.
Inilah wanita muslimah yang harus kita contoh. Ia sangat khawatir jika auratnya terlihat orang lain yang tidak dihalalkan atasnya. Ia selalu berusaha menutup auratnya meskipun dalam keadaan sakit. Ia menjaga benar kehormatannya dengan menutup auratnya dan memiliki rasa malu atas hal itu. Tapi, bagaimana dengan wanita zaman sekarang.
Sekarang ini, banyak kita jumpai wanita dengan pakaian yang begitu minim hingga memperlihatkan auratnya pada orang yang tidak dihalalkan atasnya. Tapi tidak ada rasa bersalah atau malu, bahkan dengan rela hati mereka memperlihatkan auratnya.
Berdasarkan kultum tentang wanita penghuni surga di atas, kita bisa belajar bagaimana menjadi seorang wanita penghuni surga. Menutup aurat adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan. Sebesar apapun penderitaan atau masalah kita, lantas tidak membuat kita terlepas dari kewajiban yang ada. Percayalah bahwa dengan bersabar dapat mengantarkan kita ke dalam surga bersama dengan wanita sholehah lainnya. Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar