Sebelum melakukan segala perbuatan, sudah seharusnya kita juga memilki niat yang baik di awalnya. Niat ini dapat menentukan kualitas ibadah kita. Untuk itu, pastikan bahwa niat kita dalam beribadah hanyalah untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Nilai perbuatan dari manusia tergantung dengan bagaimana niatnya di dalam hati, bukan apa yang dikatakan. Niat terbaik merupakan niat yang hanya mengharap ridho Allah SWT.
Berdasarkan perkara niat, manusia terbagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan kapasitas akal manusia. Rasulullah pernah bersabda bahwa manusia melakukan perbuatan baik dan mereka mendapatkan imbalan sesuai dengan akal mereka.
Hadits qudsi menjelaskan firman Allah pada Nabi Musa bahwa sesungguhnya Allah memberikan pahala pada manusia sesuai dengan kadar akal mereka. Seseorang bertanya mengenai hal ini pada Nabi Musa. Beliau menjelaskan dengan perumpamaan orang yang masuk masjid. Saat ia melihat shaf pertama sudah penuh, maka ia akan berdiri di shaf kedua maka ia gagal mendapatkan kedudukan shaf pertama.
Maksud dari kedudukan shaf pertama adalah Allah dan para malaikat akan membacakan shalawat untuk mereka yang berada di shaf pertama. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW mengenai memperbanyak niat akan membersihkan diri dari dosa dan melipatkan pahala.
Namun, jika ia berniat saat masuk masjid agar mendapatkan tempat di shaf pertama maka ia akan mendapatkan kedudukan yang sama dengan kedudukan di shaf pertama meskipun ia tidak berada di shaf pertama. Ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan mereka yang berada di shaf pertama karena niat awalnya.
Sedangkan, jika ia berharap agar mendapatkan barisan pertama tapi ia tertahan karena takut mengganggu muslim lain maka Allah akan melipatgandakan pahalanya dari pahala barisan pertama. Hal ini dikarenakan niat awalnya yang ingin mendapatkan barisan pertama dan kehati-hatiannya agar tidak mengganggu muslim lain.
Abdul Malik Al-Jazari menjelaskan sabda Rasulullah SAW mengenai barang siapa yang tidak menunaikan shalat di barisan pertama karena khawatir akan menyulitkan atau mengganggu muslim lain dan ia shalat di shaf kedua atau ketiga maka Allah akan melipatgandakan pahalanya dari pahala orang yang shalat di shaf pertama.
Berdasarkan penjelasan melipatgandakan pahala di atas, kita tahu bahwa niat sangatlah penting dalam kualitas amal ibadah kita. Dikatakan bahwa hanya dengan niat baik saja sudah mendapatkan pahala, meskipun kita belum melakukannya. Sebaliknya, jika kita memiliki niat buruk tapi tidak jadi melakukannya maka pahala juga akan kita peroleh. Untuk itulah, kita harus belajar memiliki niat yang benar dan baik dalam setiap amalan. Bahkan, dalam beberapa riwayat sudah dijelaskan bagaimana cara melipatgandakan pahala dengan niat. Meskipun kita memiliki niat bulat untuk mendapatkan shaf pertama, bukan berarti kita bisa melakukan segala hal untuk melaksanakan niat itu. Kita juga harus memperhatikan apakah perbuatan kita mengganggu orang lain. Prinsip mengenai niat mendapatkan shaf pertama ini bisa kita aplikasikan pada amalan baik lainnya.
Orang yang dapat memahami maksud dari penjelasan di atas, maka ia akan mengamalkan hal tersebut untuk mendapatkan nikmat yang berlipat ganda. Namun, jika ia tidak memiliki pemahaman atas hal tersebut maka ia tidak akan mendapatkan pahala. Inilah yang dimaksud dengan manusia akan mendapatkan pahala sesuai kapasitas akalnya. Untuk itu perluaslah, akal dan ilmu kita mengenai ilmu agama.
0 komentar:
Posting Komentar