Masuk ke dalam surga bukanlah perkara yang mudah. Kita harus mempersiapkan banyak bekal, yakni amalan shaleh selama masih hidup. Untuk itu, kita harus tahu apa saja yang bisa dilakukan untuk menggapai surga Allah SWT. Sering kita mendengar bahwa masjid adalah rumah Allah. Di dalam masjid terdapat banyak keberkahan yang bisa kita dapatkan. Rasulullah pernah bersabda pada para sahabatnya bahwa sebentar lagi, mereka akan didatangi oleh seorang lelaki yang merupakan penghuni surga.
Selang beberapa saat, datanglah sosok sahabat mulia yang berasal dari kalangan Anshar, yakni Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Keesokan harinya, Rasulullah SAW kembali menyampaikan hal yang sama dan kemudian muncullah sosok lelaki yang serupa pula. Peristiwa ini semakin membuat penasaran dari para sahabat karena sudah tiga kali Rasulullah menyatakan hal yang sama dan terjadi hal yang sama pula.
Setelah Rasulullah pergi dari masjid itu pada hari ketiga, kemudian sahabat Rasul bernama Abdullah bin Amr segera menghampiri sahabat mulia yang terus muncul selama tiga kali itu. Ia meminta izin untuk tinggal di rumah Sa’ad selama tiga hari karena sedang bertikai dengan sang ayah. Sa’ad pun mengizinkannya.
Selama tiga hari itulah, Abdullah mencoba memata-matai (positif) amalan agar masuk surga yang dilakukan oleh Sa’ad. Ia berjalan sangat hati-hati dan bersembunyi agar tidak ketahuan oleh Sa’ad.
Pada hari ketiga, ia begitu terkejut karena tidak menemukan apapun yang istimewa dari lelaki itu. Ibadahnya hanyalah sedikit dibandingkan dengan ibadah sahabat Rasul yang lain.
Karena rasa penasaran yang begitu besar membuatnya langsung bertanya pada Sa’ad bahwa sesungguhnya ia sedang tidak bertengkar dengan sang ayah. Ia menjelaskan jika tujuannya menginap di rumah Sa’ad karena Rasulullah pernah bersabda bahwa akan datang seorang lelaki ahli surga dan yang datang adalah Sa’ad. Hal ini terjadi hingga tiga hari berturut-turut.
Namun, meskipun ia sudah menginap selama tiga hari dirumahnya, tetap saja Abdullah tidak mendapatkan suatu amalan yang istimewa.
Dengan rendah hati, Sa’ad mengatakan memang itulah amalan yang ia lakukan. Setelah itu, Abdullah pamit dari rumahnya. Tapi kemudian, Sa’ad mengatakan bahwa ia tidak pernah berniat untuk melakukan kecurangan pada seorang Muslim pun. Ia tidak pernah merasa iri ataupun dengki pada siapa saja atas kebaikan yang diberikan Allah SWT pada orang lain.
Saat itulah, Abdullah menemukan jawaban atas rasa penasarannya selama ini. Amalan itulah yang mengantarkan Sa’ad pada martabat menjadi ahli surga. Ia juga mengatakan bahwa amalan agar masuk surga inilah yang tidak dapat dilakukan oleh mereka.
Berdasarkan kisah di atas, kita diajarkan untuk memiliki hati yang bersih. Meskipun hal ini tidak terlihat seperti amalan yang begitu besar, tapi lebih baik untuk memperbanyak bekal menuju surga. Allah tidak menyukai kecurangan maka hindarilah perbuatan tercela ini. Setiap orang pastinya tidak ingin dicurangi sehingga kita harus berperilaku demikian juga pada orang lain. Selain itu, nikmat dan karunia Allah datang pada orang dan waktu yang tepat. Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, jangan pernah iri terhadap apa yang dimiliki orang lain karena memang itu adalah haknya.
0 komentar:
Posting Komentar