Abu Bakar merupakan khalifah pertama Islam yang bertugas untuk meneruskan perjuangan Rasulullah SAW. Kematian Abu Bakar dapat menjadi cerminan bagi setiap muslim betapa tidak berharganya urusan di dunia saat kematian datang menghampiri. Bagaimana keadaan Abu Bakar saat wafat?
Abu Bakar mendapatkan gelar As-Shiddiq karena memiliki sifat jujur dalam segala urusan, inilah sifat pribadi Abu Bakar AS Siddiq yang patut kita teladani. Ayah Aisyah ini telah mengabdikan seluruh harta dan tenaganya hanya untuk perjuangan Islam semata. Abu Bakar memimpin umat Islam dengan penuh kejujuran dan mengamalkan seluruh sunnah Nabi. Sebelum kematiannya pun sang khalifah ini juga telah memberikan cerminan yang patut diteladani oleh setiap muslim.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Abu Bakar memanggil putri tercintanya Aisyah dan bertanya apakah masih tersisa harta benda yang dimilikinya saat ini. Aisyah pun menjelaskan bahwa saat ini Abu Bakar masih memiliki seekor unta yang digunakan untuk mengangkut air keperluan sehari-hari, sebuah tong berukuran besar yang digunakan untuk memerah susu, dan sehelai baju yang biasa digunakan Abu Bakar untuk kepentingan bertemu dengan para utusan. Hanya ketiga harta tersebut yang dimiliki Abu Bakar sebelum beliau meninggal dunia.
Setelah mendengar penuturan putrinya, Abu Bakar segera memerintahkan kepada Aisyah untuk segera menjual unta yang dimilikinya dan beliau juga memerintahkan agar hasil penjualan unta diserahkan ke baitul mal untuk kepentingan kaum muslim. Aisyah pun menjalankan semua perintah sang ayah untuk menjual satu-satunya unta yang dimiliki Abu Bakar dan menyerahkan hasil penjualannya ke baitul mal.
Abu Bakar juga menyuruh Aisyah untuk menghitung semua gaji yang telah diterima Abu Bakar selama dirinya menjabat sebagai khalifah. Abu bakar setiap hari mendapatkan gaji sebanyak 3 dirham setiap harinya yang di peroleh dari baitul mal. Akhirnya Aisyah menuruti apa yang diperintahkan ayahnya untuk menghitung semua gaji yang telah diterima Abu Bakar selama ini.
Abu Bakar akhirnya memerintahkan kepada Aisyah untuk menjual tanah yang mereka miliki dan hasil uang penjualannya diserahkan kepada baitul mal untuk mengembalikan semua gaji yang telah diterimanya selama menjabat sebagai khalifah. Abu Bakar tidak ingin menyisakan urusan dunia saat dirinya dipanggil menghadap Allah SWT.
Mendengar perintah sang ayah, Aisyah pun semakin heran dan sedih karena bagaimana dirinya akan membeli kain baru untuk mengkafani Abu Bakar kelak. Abu Bakar berkata kepada putrinya bahwa saat kematiannya datang kafani saja dengan baju lama yang dipakainya saat ini karena baju atau kain yang baru hanya pantas dipakai oleh manusia yang masih hidup sedangkan mayat tidak pantas untuk dipakaikan baju baru.
Mendengar penjelasan sang ayah, Aisyah hanya dapat menuruti semua permintaan sang ayah tercinta. Akhirnya Abu Bakar meninggal di Madinah pada usia 61 tahun karena sakit yang selama ini dideritanya. Abu Bakar dimakamkan disamping makam Rosulullah yaitu berdekatan dengan masjid Nabawi. Abu Bakar meninggal dalam keadaan tanpa menyisakan harta sedikitpun dan tidak meninggalkan urusan duniawi sama sekali. Sesuai dengan permintaan Abu Bakar, Aisyah menjual semua harta benda ayahnya dan memberikannya ke baitul mal kecuali baju yang dipakai Abu Bakar untuk mengkafani jasad sang ayah tercinta. Inilah riwayat hidup Sayidina Abu Bakar AS Siddiq yang patut kita teladani.
Cerita ini dapat menjadi cerminan bagi kaum muslim bahwa harta benda hanya merupakan titipan Allah SWT, jadi sudah seharusnya kita melepaskan semua urusan dunia saat kembali dan bertemu dengan Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar